BOJONEGORO – Masalah klasik yang sampai sekarang belum bisa teratasi oleh pemerintah salah satunya adalah ketersedian pupuk untuk para petani.
Masalahnya terletak pada pupuk subsidi yang seharunya tidak membebankan para petani justru banyak yang dimainkan oleh para penjual pupuk.contoh yang ada didesa semlaran kecamatan Malo pupuk urea yang seharusnya dijual Rp 112500 sesuai HET ternyata dijual Rp 130000 per sak,berarti ada selisih sekitar Rp 17500.
Kades semlaran ketika dihubungi media ini 19/12/2024 lewati telepon menerangkan “didesa saya mas nebusnya perpaket Rp 400.000 dengan rincian 2 sak Phonska dan 1 sak urea,phonskanya per sak Rp 135.000 dan ureanya Rp 130.000,dan itu murah sendiri mas dibanding desa desa lainnya kata pak kades.
Sementara itu pemilik kios pupuk yang ada didesa trembes juar ketika dikonfirmasi lewat telepon mengatakan”pupuk disini tidak ada kelangkaan pak dan semuanya lancar,ketika ditanya soal harga pria yang membawahi 3 desa untuk pendistribusian pupuk ini mengatakan”kita jual sesuai HET dan ditambah biaya ongkos kirimnya.dan tidak dijelaskan berapa biaya ongkos kirimnya.
Pemmerhati sosial mas dodok saat dimintai tanggapannya soal harga pupuk mengatakan” apapun alasannya tidak di perbolehkan untuk menaikan harga pupuk dari harga eceran tertinggi kalau ada itu udah pelangaran dan pidana.
Sementara itu kepala dinas pertanian Bojonegoro mengatakan “Untuk pupuk subsidi itu harganya harus HET,dengan ketentuan petani menebus langsung ke kios dan bayar tunai.kalau lebih itu pelangaran.
