LAMONGAN – Di balik pagar tinggi dan jeruji besi, secercah harapan tumbuh subur. Lapas Kelas IIB Lamongan menunjukkan bahwa lembaga pemasyarakatan bukan sekadar tempat pembinaan,
melainkan juga ladang pengharapan dan produktivitas. Senin pagi yang cerah itu, suasana Lapas tampak berbeda.
Senin (21/7/2025)
Lantunan doa dan semangat gotong royong mengiringi momen istimewa: panen raya padi dan ikan patin hasil kerja keras warga binaan.
Turut hadir dalam acara tersebut Komandan Kodim 0812/Lamongan, Letkol Arm Ketut Wira Purbawan, S.I.P., M.Han., bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Lamongan.
Acara panen raya ini bukan hanya menjadi simbol keberhasilan, tetapi juga menjadi langkah nyata mewujudkan cita-cita besar: kemandirian pangan dari balik tembok Lapas.
Kepala Lapas Lamongan, Heri Sulistyo, Bc.IP., S.H., M.H., dalam sambutannya menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari strategi besar mewujudkan Lapas sebagai pusat pembinaan keterampilan berbasis pertanian dan perikanan.
“Lahan yang kami kelola dioptimalkan bukan hanya untuk panen, tetapi untuk masa depan warga binaan. Kami ingin mereka pulang ke masyarakat bukan hanya dengan kesadaran baru, tetapi juga keterampilan yang siap diterapkan,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Lebih dari sekadar panen, kegiatan ini juga menjadi momentum penting dengan ditandatanganinya perjanjian kerja sama antara Lapas Kelas IIB Lamongan dan Kodim 0812/Lamongan.
Kolaborasi ini mencakup pembinaan dan pengamanan, serta sinergi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan pemberdayaan.
Letkol Ketut Wira Purbawan menyambut baik kerja sama tersebut. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa keberhasilan swasembada pangan bukan hanya tugas sektor pertanian, tetapi juga membutuhkan dukungan lintas sektor, termasuk lembaga pemasyarakatan.
“Presiden telah menginstruksikan melalui Kementerian Pertanian agar kita genjot indeks tanam. Di Lamongan, kami yakin bahwa sinergi seperti ini akan menjadi model yang bisa ditiru daerah lain,” tegas Dandim.
Beliau juga menambahkan bahwa keamanan dan pembinaan harus berjalan beriringan. Menjadikan Lapas sebagai ruang pembinaan produktif adalah bentuk nyata dari reformasi pemasyarakatan.
Acara panen raya diakhiri dengan pemanenan simbolis dan peninjauan langsung area budidaya yang dikelola warga binaan. Lahan yang dulunya terbengkalai, kini menjadi sawah dan kolam yang menghasilkan.
Dari tangan-tangan yang pernah hilang arah, kini tumbuh harapan baru panen bukan hanya padi dan patin, tapi juga masa depan.(Ded)