LAMONGAN – Sebuah kejadian yang menggegerkan dunia pendidikan terjadi di SMA Ma’arif, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Sepuluh unit laptop Chromebook bantuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang diterima oleh sekolah pada masa Menteri Nadiem Makarim, hilang secara misterius, Jum’at (5/9/2025)
Peristiwa ini menimbulkan keresahan dan pertanyaan besar bagi warga sekolah dan masyarakat setempat.
Kepergian perangkat-perangkat teknologi yang semestinya digunakan untuk mendukung pembelajaran digital ini diperkirakan membawa kerugian lebih dari Rp 20 juta.
Pencurian tersebut terjadi pada Selasa, 2 September 2025, dan baru terungkap pada pagi hari berikutnya oleh Kepala SMA Ma’arif, Taufiq Ahmadi.
Pencurian terungkap ketika dua petugas kebersihan, Muriyem (45) dan Sutiyam (44), datang lebih awal ke sekolah untuk membersihkan ruang guru dan ruang kepala sekolah.
Pada saat mereka memasuki ruang kepala sekolah, keduanya menemukan jendela terbuka dan kondisi ruangan yang berantakan, dengan bekas congkelan pada lemari penyimpanan.
Meskipun sempat merasa curiga, mereka melanjutkan tugas mereka tanpa menyadari bahwa barang berharga sudah hilang.
Hanya setelah Taufiq Ahmadi tiba di sekolah dan memeriksa ruangan itu, kebenaran terungkap.
Sepuluh unit Chromebook yang sebelumnya tersimpan di lemari penyimpanan tidak ditemukan.
Kejadian ini semakin memperburuk situasi, mengingat laptop tersebut merupakan sarana penting dalam menunjang proses pembelajaran berbasis teknologi di sekolah.
Polisi yang datang ke lokasi segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Kapolsek Solokuro, AKP Asik Samsul Hadi, menjelaskan bahwa pencuri kemungkinan besar masuk melalui jendela ruang kepala sekolah yang terbuka.
Tim Inafis Satreskrim Polres Lamongan menemukan berbagai petunjuk yang mengarah pada dugaan bahwa pelaku mengetahui betul kondisi dan layout ruangan.
“Jendela ruang kepala sekolah terlihat terbuka, dengan bekas cukitan dan lemari yang dibuka paksa. Kami menduga pelaku telah merencanakan aksinya dengan matang,” ujar AKP Asik. Meskipun begitu, hingga saat ini, polisi masih menyelidiki lebih lanjut dan berusaha melacak jejak pelaku.
Kehilangan perangkat Chromebook ini tidak hanya merugikan secara materi, tetapi juga berimbas pada proses pembelajaran.
Teknologi ini sebelumnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di SMA Ma’arif, memberikan akses kepada siswa untuk belajar secara lebih interaktif, dan mendalami ilmu pengetahuan di luar ruang kelas.
Kepala sekolah, Taufiq Ahmadi, dengan tegas menyatakan bahwa kejadian ini tidak hanya mencuri barang, tetapi juga mencuri kesempatan untuk pendidikan yang lebih baik bagi para siswa.
“Kami berharap pihak berwajib segera mengungkap pelaku kejahatan ini, dan kami akan terus berusaha agar proses pendidikan tetap berjalan dengan lancar,” ujar Taufiq.
Pencurian ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya menjaga keamanan di lingkungan pendidikan.
Semoga kejadian ini menjadi cambuk bagi sekolah-sekolah lain untuk lebih meningkatkan pengawasan dan pengamanan terhadap aset-aset pendidikan yang berharga.
Dengan harapan bahwa pelaku segera tertangkap dan sistem keamanan di sekolah-sekolah semakin diperketat.
kita semua berharap masa depan pendidikan digital di Indonesia tidak terganggu oleh aksi-aksi kriminal yang merugikan masyarakat.(Ded)