Pemerintahan

Tak Perlu Ribet ke Kecamatan Bahkan ke Bojonegoro Kota, Rekam KIA Kini Bisa di Desa

orbitnasional333
6137
×

Tak Perlu Ribet ke Kecamatan Bahkan ke Bojonegoro Kota, Rekam KIA Kini Bisa di Desa

Sebarkan artikel ini
Img 20250921 wa0058 copy 1280x864

BOJONEGORO – Upaya menghadirkan pelayanan publik yang lebih dekat, mudah, dan ramah terus digencarkan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil).

Salah satu terobosan yang kini menjadi perhatian masyarakat adalah program jemput bola perekaman Kartu Identitas Anak (KIA).

Dispendukcapil Bojonegoro bersama Kecamatan Balen dan Pemerintah Desa Lengkong melaksanakan kegiatan rekam KIA di Pendopo Balai Desa Lengkong, Minggu (21/9/2025).

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat, terutama para orang tua yang anaknya menjadi peserta.

Kehadiran negara dalam memuliakan anak tampak jelas melalui program KIA. Sejak diluncurkan, kartu ini tidak hanya menjadi bukti identitas resmi anak sebagai Warga Negara Indonesia, tetapi juga pintu masuk bagi anak-anak untuk memperoleh layanan publik yang lebih mudah.

Sri Apti Handayani, operator Dispendukcapil Kecamatan Balen, menyampaikan bahwa KIA kini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting.

“Dengan KIA, anak-anak bisa lebih mudah mengakses pelayanan umum seperti sekolah, fasilitas kesehatan, transportasi, hingga perbankan. Jadi, bukan hanya sekedar kartu, tapi juga jembatan menuju kemandirian anak,” terangnya.

Kebijakan ini sejalan dengan semangat pemerintah pusat yang mendorong setiap anak Indonesia memiliki dokumen kependudukan sejak dini.

Identitas anak dianggap bagian dari perlindungan negara, karena tanpa identitas resmi, hak-hak anak dalam berbagai sektor bisa terhambat.

Kegiatan rekam KIA di Desa Lengkong mencatatkan jumlah peserta sebanyak 116 anak. Jumlah ini sesuai dengan data yang dihimpun pemerintah desa.

Antusiasme warga begitu terasa sejak pagi hari. Orang tua bersama anak-anak berdatangan ke pendopo desa dengan membawa berkas sederhana, foto kopi Kartu Keluarga (KK) dan fotokopi akta kelahiran.

Dengan persyaratan yang mudah, masyarakat tidak lagi terbebani birokrasi berlapis. Semua proses dilakukan di tempat, sehingga lebih efisien dan cepat.

Eny, operator Dispendukcapil Kecamatan Balen yang memimpin jalannya pelayanan, menyebut sistem jemput bola ini sebagai solusi nyata mendekatkan layanan kepada warga.

“Kami yang datang ke desa-desa. Masyarakat cukup menyiapkan berkas, lalu proses rekam langsung bisa dilakukan di balai desa. Ini jelas lebih praktis dibanding mereka harus jauh-jauh ke kantor kecamatan atau Dispendukcapil Kabupaten,” jelasnya.

Salah satu warga, Elly, yang mendampingi putranya, Farhan, mengaku sangat senang dengan adanya layanan ini.

“Saya sebagai orang tua merasa sangat terbantu. Biasanya kalau ngurus identitas anak harus ke kecamatan, antri panjang, kadang sampai bolak-balik. Dengan program ini, semuanya lebih gampang karena petugas datang langsung ke desa,” ungkapnya.

Elly menambahkan, manfaat KIA bagi anak-anak sangat besar. “KIA itu penting sekali, karena sekarang banyak urusan administrasi sekolah, kesehatan, transportasi, bahkan kalau mau buka rekening bank sudah minta KIA. Jadi, program ini benar-benar bermanfaat untuk keluarga kami,” tuturnya.

Testimoni serupa juga datang dari warga lainnya yang hadir. Banyak orang tua mengaku lega, karena selama ini sebagian besar belum sempat mengurus KIA anak mereka akibat keterbatasan waktu dan jarak ke kantor pelayanan.

Program jemput bola yang dilaksanakan Dispendukcapil Bojonegoro strategi mendekatkan layanan. Dengan konsep ini, masyarakat desa yang jauh dari pusat kota tetap mendapatkan hak pelayanan administrasi kependudukan dengan mudah.

Layanan jemput bola ini sebenarnya telah berjalan di berbagai kecamatan, namun di Desa Lengkong pelaksanaannya menjadi salah satu yang cukup berhasil. Pasalnya, tingkat partisipasi masyarakat sangat tinggi, mencapai hampir 100 persen dari total anak yang terdata.

Selain KIA, Dispendukcapil Bojonegoro juga berencana memperluas cakupan layanan jemput bola untuk perekaman e-KTP, akta kelahiran, dan dokumen kependudukan lain, terutama di wilayah pedesaan.

Kartu Identitas Anak (KIA) sendiri terdiri dari dua kategori:

1. Untuk anak usia 0–5 tahun, diterbitkan tanpa foto.

2. Untuk anak usia 5–17 tahun kurang satu hari, dilengkapi dengan foto terbaru anak.

Dengan kartu ini, anak dapat memperoleh sejumlah manfaat, antara lain:

1. Pendidikan: menjadi syarat administratif untuk mendaftar sekolah.

2. Kesehatan: mempermudah pendaftaran layanan BPJS maupun fasilitas kesehatan lainnya.

3. Transportasi: sejumlah maskapai dan moda transportasi sudah mulai menerima KIA sebagai identitas anak.

4. Perbankan: bank-bank tertentu kini mewajibkan KIA untuk pembukaan rekening tabungan anak.

Dengan berbagai manfaat tersebut, wajar jika Dispendukcapil menaruh perhatian besar agar seluruh anak di Bojonegoro segera memiliki KIA.

Melalui program jemput bola, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berharap kesadaran masyarakat tentang pentingnya dokumen kependudukan semakin meningkat. Selain itu, pelayanan publik di bidang administrasi bisa lebih merata hingga ke pelosok desa.

“Target kami, semua anak di Bojonegoro memiliki KIA. Dengan begitu, hak-hak mereka sebagai warga negara bisa terpenuhi sejak dini. Dukcapil akan terus berkolaborasi dengan pemerintah kecamatan dan desa agar pelayanan ini tidak hanya berhenti di satu titik, tetapi menjangkau seluruh wilayah,” terang Kepala Dispendukcapil Bojonegoro Yayan Rohman.

Kegiatan rekam KIA di Desa Lengkong, Kecamatan Balen, menjadi bukti nyata bagaimana pemerintah hadir langsung di tengah masyarakat.

Dengan melibatkan 116 anak, acara ini bukan hanya sekadar administrasi, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap masa depan generasi muda.

Program jemput bola perekaman KIA akan terus dilanjutkan, sehingga setiap anak Bojonegoro memiliki identitas resmi dan kesempatan yang sama untuk mendapatkan layanan pendidikan, kesehatan, transportasi, hingga akses ke dunia perbankan.

Dengan langkah sederhana namun penuh makna ini, Bojonegoro semakin menegaskan diri sebagai daerah yang peduli pada pembangunan manusia sejak usia dini. Identitas anak bukan hanya formalitas, melainkan pondasi penting menuju generasi unggul di masa depan. (Yin)