Ragam

Program Makan Gratis di TK Dharma Wanita Jamberejo 1 Bojonegoro Dikeluhkan Orang Tua Murid

orbitnasional333
4745
×

Program Makan Gratis di TK Dharma Wanita Jamberejo 1 Bojonegoro Dikeluhkan Orang Tua Murid

Sebarkan artikel ini
Img 20250922 wa0056 copy 1280x1011

BOJONEGORO – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang sebagai upaya meningkatkan gizi anak sekolah justru memicu kekecewaan mendalam di TK Dharma Wanita Jamberejo 1, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro.

Alih-alih disambut suka cita, program yang baru pertama kali digelar di sekolah tersebut justru menuai protes dari wali murid. Pasalnya, menu yang disajikan diduga tidak layak konsumsi.

Seorang wali murid, Narti, dengan nada kecewa menuturkan bahwa lauk ayam yang diberikan masih berbau amis seolah-olah tidak dicuci dengan benar. Tidak hanya itu, sayur yang disajikan pun terasa mentah dan hambar.

“Rasanya tidak ngalor tidak ngidul. Tidak ada asin, tidak gurih, pokoknya tidak enak. Anak-anak pun tidak ada yang mau makan. Kalau dipaksa justru bisa muntah-muntah,” ungkap Narti, Senin (22/9/2025).

Kondisi ini membuat para orang tua murid mempertanyakan keseriusan pihak penyelenggara. Harapan besar agar anak-anak mendapat makanan sehat dan bergizi seimbang malah berbalik menjadi keresahan.

Menurut sejumlah orang tua, program makan bergizi gratis seharusnya benar-benar memperhatikan kualitas bahan dan pengolahan makanan, bukan sekedar formalitas untuk menggugurkan kewajiban.

Mereka menilai jika penyajian seperti ini dibiarkan berlanjut, maka tujuan mulia untuk meningkatkan gizi anak bisa berubah menjadi bumerang.

Kekecewaan kian terasa karena program ini baru pertama kali dijalankan di TK Dharma Wanita Jamberejo 1. Momen yang seharusnya penuh antusias justru tercoreng oleh buruknya kualitas makanan yang disediakan.

Para orang tua berharap pihak terkait segera turun tangan melakukan evaluasi menyeluruh. Jangan sampai program yang menyedot perhatian publik ini hanya berakhir sebagai seremonial tanpa manfaat nyata bagi anak-anak.

“Kalau memang niat memberi makanan sehat, harusnya diperhatikan betul kualitasnya. Jangan asal-asalan, karena yang jadi korban adalah anak-anak,” ucap Narti.

Kejadian ini menjadi tamparan keras bahwa program bergizi gratis tidak boleh hanya slogan semata. Sebaliknya, harus benar-benar menjamin kualitas, higienitas, dan kandungan gizi demi masa depan generasi penerus bangsa.