Infotaiment

Perpustakaan Bukan Lagi Gudang Buku, Bojonegoro Siapkan Pustakawan Jadi Agen Literasi Digital

orbitnasional333
2194
×

Perpustakaan Bukan Lagi Gudang Buku, Bojonegoro Siapkan Pustakawan Jadi Agen Literasi Digital

Sebarkan artikel ini
Bpnua7ls5n41dqbe copy 1280x847

BOJONEGORO – Perpustakaan kini tak lagi dipandang sebagai gudang buku yang sunyi. Ia telah bertransformasi menjadi pusat informasi, ruang belajar, bahkan wadah kreativitas masyarakat.

Menyadari peran strategis itu, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Bojonegoro menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Tata Kelola Pengelolaan Perpustakaan, Senin (22/9/2025).

Sebanyak 50 pustakawan dari berbagai lembaga mulai dari pondok pesantren, perpustakaan desa, kecamatan, sekolah, hingga Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ikut serta dalam kegiatan yang digelar di Aula Dispusip Bojonegoro.

Dalam sambutannya, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menegaskan bahwa pustakawan memikul tanggung jawab besar, bukan hanya menjaga koleksi buku, tetapi juga menjadi motor penggerak literasi.

“Petugas perpustakaan harus bisa mencari sumber data, menginspirasi, dan mempengaruhi masyarakat agar gemar membaca. Perpustakaan tidak boleh hanya menjadi tempat membaca, tapi juga pusat peningkatan wawasan dan keterampilan berbasis teknologi,” ujar Bupati.

Ia juga menekankan agar pustakawan mampu membimbing masyarakat, khususnya generasi muda, untuk bijak dalam menggunakan teknologi, termasuk ponsel.

Sementara itu, Kepala Dispusip Bojonegoro, Erick Firdaus, menambahkan bahwa Bimtek ini digelar untuk meningkatkan kapasitas pengelola perpustakaan agar lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat modern.

“Pelayanan yang ramah, profesional, ditambah program promosi dan edukasi yang menarik akan membuat perpustakaan lebih diminati. Harapan kami, perpustakaan menjadi pusat sumber belajar yang nyaman, inspiratif, dan inklusif,” jelas Erick.

Peserta bimtek terdiri dari 5 pustakawan pondok pesantren, 10 dari perpustakaan kecamatan, 20 dari perpustakaan desa, 7 dari SD/MI, 5 dari SMP/MTs, serta 3 dari TBM. Dengan jumlah tersebut, diharapkan akan muncul semangat baru dalam mengelola perpustakaan agar semakin kreatif dan berbasis teknologi.

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro optimistis, melalui bimtek ini perpustakaan tidak hanya akan berdaya sebagai pusat pembelajaran masyarakat, tetapi juga menjadi lokomotif gerakan literasi yang mampu menjawab tantangan zaman digital. (yin)