Ragam

Aksi Damai di Jalanan Ibu Kota Pengemudi Ojol Tuntut Keadilan Transportasi

orbitnasional333
815
×

Aksi Damai di Jalanan Ibu Kota Pengemudi Ojol Tuntut Keadilan Transportasi

Sebarkan artikel ini
Img 20250917 wa0048

JAKARTA – Pagi ini, langit Jakarta menyambut ribuan jaket hijau yang berarak damai menyusuri ruas-ruas jalan ibu kota, Rabu (17/9/2025)

‎Mereka bukan sekadar pengemudi ojek online mereka adalah suara dari jutaan roda yang berputar demi kehidupan.

‎Di bawah panji Garda Indonesia, para pengemudi memulai konvoi dari kawasan Cempaka Mas pukul 09.30 WIB.

‎Semangat membara dalam ketertiban, langkah mereka tertuju ke Istana Presiden.

‎Di sanalah suara-suara hati ditumpahkan, bukan dengan amarah, melainkan dengan harapan.

‎”Kami bukan menuntut lebih, hanya meminta yang layak,” ujar Raden Igun Wicaksono, Ketua Umum Garda, lantang namun bersahaja.

‎Setelah orasi di depan istana, iring-iringan bergerak menuju Kementerian Perhubungan.

‎Mereka membawa pesan: bahwa teknologi boleh canggih, tapi keadilan tidak boleh tertinggal.

‎Sekitar pukul 13.00 WIB, massa tiba di pelataran DPR RI penutup rute, namun bukan penutup perjuangan.

‎Mereka menuntut regulasi yang lebih berpihak, pembagian tarif yang manusiawi, dan perlindungan hukum bagi pengemudi online yang kerap diposisikan sebagai pihak terpinggirkan.

‎Di sela-sela keramaian, terdengar lantunan doa dari seorang pengemudi paruh baya. Helmnya usang, motornya tua, tapi semangatnya menyala.

‎”Anak saya tiga. Semua sekolah dari hasil narik. Saya hanya ingin hidup yang adil,” bisiknya, dengan mata yang berkaca.

‎Garda Indonesia mengimbau masyarakat untuk menggunakan moda transportasi alternatif selama aksi berlangsung.

‎sebagai bentuk solidaritas terhadap pengemudi yang hari ini mematikan aplikasinya sebagai simbol perlawanan damai.

‎Aksi hari ini bukan sekadar unjuk rasa ini adalah puisi jalanan. Diksi mereka adalah deru mesin, dan baitnya ditulis dari peluh, harap, dan perjuangan.

‎Jakarta hari ini menyaksikan bahwa demokrasi tidak hanya hidup di ruang parlemen, tapi juga di atas jok motor yang mengantar harapan ke setiap sudut kota.

‎Mereka bukan pengganggu lalu lintas mereka adalah penanda bahwa keadilan masih terus diperjuangkan.(Ded)