Peristiwa

Disapu Ombak, Dikejar Waktu ABK KMN Semi Jaya Diselamatkan Dua Kapal Nelayan Lamongan

orbitnasional333
2729
×

Disapu Ombak, Dikejar Waktu ABK KMN Semi Jaya Diselamatkan Dua Kapal Nelayan Lamongan

Sebarkan artikel ini
Img 20250916 wa0055

LAMONGAN – Laut kembali menguji ketangguhan para pelaut. Di tengah riak ombak perairan utara Jawa, kapal motor nelayan (KMN) Semi Jaya mengalami insiden mendebarkan setelah bertabrakan dengan sebuah tongkang besar, Selasa (16/9/2025).

‎Empat anak buah kapal (ABK) sempat terombang-ambing di lautan luas, sebelum akhirnya ditemukan dan diselamatkan oleh dua kapal nelayan asal Lamongan.

‎Peristiwa bermula saat KMN Semi Jaya tengah melaut dalam perjalanan rutin menangkap ikan.

‎Namun, pagi yang tenang berubah menjadi bencana ketika kapal mereka menghantam lambung tongkang besar yang melintas tanpa lampu navigasi yang jelas.

‎Dentuman keras, teriakan panik, dan siraman air laut menjadi awal dari perjuangan hidup dan mati.

‎“Waktu tabrakan, kami semua terpental. Kapal retak parah, air masuk cepat sekali,” ujar salah satu ABK, Mat Rofiq (38), dengan suara bergetar.

‎Berjam-jam mereka bertahan di atas serpihan kapal, diterpa angin dan ombak, tanpa kepastian.

‎Hingga akhirnya, dua kapal nelayan Lamongan yang kebetulan melintas, KMN Sumber Rejeki dan KMN Barokah Jaya, melihat isyarat tangan dari kejauhan.

‎“Saya lihat seperti kain dikibarkan. Awalnya ragu, tapi makin dekat, ternyata itu orang minta tolong. Tanpa pikir panjang, kami langsung mendekat,” tutur Sutaji, nelayan yang turut menyelamatkan.

‎Berbekal tali, pelampung, dan keberanian, proses evakuasi berlangsung dramatis.

‎Salah satu ABK sempat hampir tenggelam karena kakinya terjerat jaring kapal yang hanyut, namun berhasil ditarik ke atas dengan cepat.

‎Keempat ABK kini dalam kondisi stabil setelah mendapatkan perawatan di Puskesmas setempat. Meski secara fisik selamat, trauma akibat insiden itu masih membekas.

‎Sementara itu, pihak berwenang tengah menyelidiki keberadaan tongkang yang terlibat dalam tabrakan.

‎Dugaan awal mengarah pada kelalaian operator kapal dalam menyalakan sistem penerangan navigasi saat melintas di jalur nelayan.

‎Kisah ini tak hanya bicara tentang kecelakaan, tapi juga tentang solidaritas dan keberanian para nelayan. Di tengah kerasnya hidup di laut, mereka tetap mengedepankan nurani.

‎“Nyawa itu nggak bisa ditukar. Kami cuma lakukan apa yang seharusnya,” kata Sutaji, merendah.

‎Di saat lautan mengamuk, manusia bisa menjadi penyelamat satu sama lain. Dan hari itu, di atas ombak Lamongan, semangat kemanusiaan membuktikan dirinya lebih besar dari gelombang manapun.(Ded)