Daerah

Kader PKK Bojonegoro Dilatih Teknik Pertolongan Darurat

orbitnasional333
908
×

Kader PKK Bojonegoro Dilatih Teknik Pertolongan Darurat

Sebarkan artikel ini
1apugnaau0p1ntwj copy 1280x853

BOJONEGORO – Nyawa bisa diselamatkan hanya dalam hitungan menit. Dengan kesadaran inilah, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro menggelar workshop Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi 72 kader PKK dari 28 kecamatan. Kegiatan berlangsung di Ruang Angling Dharma, Gedung Pemkab Bojonegoro, Kamis (18/9/2025).

Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Ninik Susmiati, menegaskan bahwa kondisi gawat darurat bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Mulai dari kecelakaan lalu lintas, serangan jantung, hingga henti napas.

“Jika tidak ditangani dengan cepat dan benar, dampaknya bisa berakibat fatal. Pertolongan yang tepat sangat menentukan, bahkan bisa mencegah kecacatan maupun kematian,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya peran layanan darurat SIAGA BRO PSC 119, yang bisa diakses lewat nomor 081132277119 atau aplikasi Emergency Button Bojonegoro di Playstore.

Narasumber pelatihan, dr. Trikarahmawati dari PSC 119, memaparkan bahwa serangan jantung masih menjadi penyebab kematian terbesar kedua di Indonesia, setelah stroke. Data mencatat, 651.481 jiwa meninggal setiap tahun akibat penyakit jantung.

“Bantuan Hidup Dasar adalah keterampilan vital. Dengan tindakan cepat berupa resusitasi dan bantuan pernapasan, peluang hidup korban meningkat drastis sampai tim medis datang,” terangnya.

Dr. Trikarahmawati menjelaskan tahapan BHD sesuai standar terbaru, di antaranya:

1. Pastikan keselamatan pasien, penolong, dan lingkungan.

2. Periksa respon korban dengan memanggil atau menepuk bahu.

3. Segera aktifkan layanan gawat darurat (SIAGA BRO PSC 119).

4. Lakukan cek nadi dan Resusitasi Jantung Paru (RJP).

5. Tempatkan korban pada posisi pemulihan (recovery position) bila napas spontan kembali.

“Setiap menit tanpa BHD menurunkan peluang hidup korban. Itulah sebabnya keterampilan ini harus dikuasai masyarakat luas,” tegasnya.

Para peserta kemudian dibagi dalam empat kelompok untuk mempraktikkan langsung prosedur BHD menggunakan manekin, dibimbing instruktur dari Tim PSC 119. Suasana pelatihan terlihat serius, karena setiap langkah bisa menjadi kunci penyelamat nyawa.

Ketua TP PKK Bojonegoro, Cantika Wahono, yang turut hadir, menyampaikan dukungan penuh. Ia menekankan bahwa kepanikan atau tindakan yang salah justru bisa memperparah kondisi korban.

“Kader PKK adalah pendamping keluarga. Mereka harus mampu memberi pertolongan pertama yang benar. Harapannya, ilmu ini bisa ditularkan ke masyarakat di setiap kecamatan,” katanya.

Cantika optimistis, pelatihan ini akan melahirkan masyarakat Bojonegoro yang lebih tanggap, siap menghadapi keadaan darurat, dan berani mengambil tindakan yang tepat.

“Jangan berhenti di ruang pelatihan saja. Teruskan ilmu ini agar makin banyak nyawa bisa diselamatkan,” pungkasnya. (yin)