BOJONEGORO – Terkadang demi menjaga hubungan persahabatan kebohongan juga menjadi jalan yang terbaik. Kebohongan juga bisa dipakai senjata ketika bermaksud untuk melindungi seseorang. Alkisah ada seorang yang menanyakan seseorang yang ingin dibunuhnya, maka seseorang bisa berkata tidak tahu atau tidak mengerti keberadaan seseorang, demi menyelamatkan seseorang yang dianggap baik ataupun sebaliknya. Karena dalam kontek agama membunuh satu orang tanpa sebab yang jelas sama halnya membunuh seluruh manusia didunia.
Sungguh di era kekinian, ternyata pembunuhan tidak hanya sekedar penghilangan nyawa, namun ada pula istilah pembunuhan karakter, yaitu menceritakan keburukan teman kepada orang lain secara berlebihan melebihi keadaan sebenarnya atau bisa juga menceritakan orang lain buruk, padahal sebenarnya baik.
Konteks politik liberalis, istilah pembunuhan karakter bisa menjadi senjata ampuh atau sering disebut dengan blac campaign. Konteks inipun dapat dibenarkan dalam ideologi politik yang menganut demokrasi liberal. Karena politik adalah bagaimana membangun sebuah narasi, memproduksi narasi baik bagi dirinya dan sebaliknya memproduksi narasi buruk terhadap lawannya. Maka kemenangan dalam politik bisa diartikan perang antara narasi dan narasi. Tapi tentu ini tidak akan pernah sukses atau bisa disebut gagal manakala diterapkan pada masyarakat agraris seperti Bojonegoro yang menganut budaya “menungsa sakdermo urip anut iline banyu”, dan “Sego sakpuluk” akan lebih berharga dari pada “lambe alus”.
Bojonegoro memang masih memegang nilai-nilai adiluhung kata teman saya. Ora bakal nyetot, nek ora dicetot. Ora bakal gelakke liyan, yen ora digelakke. Meski Bojonegoro berhimpit dengan Tuban dan Lamongan, tapi cara berfikirnya amat jauh beda dengan kedua kabupaten yang notabene sebagai masyarakat pesisir. Dan jika ditarik jauh dalam konteks sejarah sungguh Bojonegoro bukan masyarakat pembenci apalagi pemarah hingga mudah melupakan kebohongan yang menimpa diri dalam waktu sesaat.
Maka merawat kebohongan adalah sesuatu yang mulia demi menjaga kemuliaan Bojonegoro. Matur nuwun konco sampun memberi hadiah terbaik untuk rakyat Bojonegoro “kebohongan”.
Renung kopi malam pinggiran kota, 9 Desember 2024