PONOROGO – Suasana duka menyelimuti Dusun Sedandang, Desa Pomahan, Kecamatan Pulung. Sebuah tragedi memilukan mengguncang warga, ketika pasangan suami istri lanjut usia ditemukan tak bernyawa di dalam rumah mereka, Selasa (23/9/2025)
Yang lebih mengejutkan, sang anak kandung diduga menjadi pelaku dari tragedi berdarah ini.
Kaseno (65) dan istrinya Sarilah (60), pasangan sederhana yang dikenal ramah dan pekerja keras, ditemukan tewas dengan luka serius di bagian belakang kepala.
Mereka ditemukan oleh anak sulungnya, Harti, yang datang ke rumah lantaran curiga orang tuanya tak juga keluar rumah sejak pagi.
“Saya datang jam dua siang, tapi adik saya malah mengusir. Karena curiga, saya kembali dengan warga. Ternyata orang tua saya sudah tidak bernyawa,” ujar Harti dengan suara lirih, tertahan oleh kesedihan.
Jenazah kedua korban ditemukan di dalam kamar, tertutup kain jarik dan selimut, seolah sedang tidur.
Namun luka yang tampak di kepala mereka berbicara lain sebuah kekerasan yang mengakhiri hidup pasangan tersebut dengan cara yang begitu tragis.
Polisi mengamankan salah satu anak korban, Sudar (35), yang tinggal serumah dengan kedua orang tuanya.
Warga sekitar menyebut, Sudar mengalami perubahan perilaku drastis dalam beberapa bulan terakhir.
Ia yang sebelumnya masih bersosialisasi, tiba-tiba menjadi sangat tertutup, jarang keluar rumah, dan terlihat seperti orang yang ketakutan.
“Dia seperti menghindari dunia. Bahkan kalau ada yang menyapa, dia hanya menunduk dan buru-buru masuk rumah,” ungkap seorang tetangga.
Dalam pengakuan yang mengejutkan di hadapan warga, Sudar menyebut dirinya memukul “ular” yang menurutnya merayap di tubuh orang tuanya.
Polisi menduga keras bahwa yang dilihat Sudar hanyalah halusinasi, bagian dari gangguan kejiwaan yang belum tertangani.
Kapolsek Pulung, AKP Budi Santoso, menyatakan pihaknya masih mendalami kasus ini dari berbagai sisi.
“Kami sudah melakukan olah TKP dan membawa jenazah ke RSUD dr. Harjono untuk autopsi. Dugaan sementara, korban meninggal akibat pukulan benda tumpul,” jelasnya.
Polisi juga memastikan bahwa proses hukum tetap berjalan, meski kondisi kejiwaan terduga pelaku sedang diperiksa secara medis.
”Kami akan melibatkan ahli untuk mengevaluasi kondisi psikologis yang bersangkutan sebelum mengambil langkah lebih lanjut,” tambah Budi.
Kasus ini tidak hanya menyita perhatian warga Ponorogo, tapi juga menjadi pengingat keras akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental dalam lingkup keluarga.
Sebab dalam diamnya seseorang, bisa saja tersimpan potensi bahaya yang tak pernah terbayangkan.
Kini, Pulung berduka. Dua nyawa melayang di tangan darah dagingnya sendiri.
Sebuah keluarga hancur, menyisakan pertanyaan dan air mata yang belum tentu kering dalam waktu dekat.
Semoga almarhum Kaseno dan Sarilah mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan menghadapi cobaan ini.(Ded)
Tangis Di Pulung Anak Kandung Diduga Bunuh Kedua Orang Tuanya,Ponorogo Berduka
