SURABAYA – Kabar segar datang dari Dinas Pendidikan Jawa Timur! Kebijakan baru yang revolusioner telah dikeluarkan, yaitu peniadaan kegiatan wisuda atau purnawiyata untuk jenjang SMA dan SMK di seluruh provinsi.
Langkah ini diambil sebagai respons atas keresahan masyarakat terkait biaya wisuda yang dianggap memberatkan, terutama bagi keluarga prasejahtera.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menegaskan bahwa kelulusan seharusnya menjadi momen sukacita bagi semua siswa, tanpa membebani pihak manapun.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap siswa dapat merayakan kelulusan mereka dengan cara yang sederhana, kreatif, dan bermakna,” ujarnya.
Istilah “wisuda” atau “purnawiyata” resmi ditiadakan. Sekolah dilarang mengadakan acara wisuda di luar lingkungan sekolah.
Sekolah tidak boleh memungut biaya apapun untuk kegiatan wisuda. Donasi sukarela dari masyarakat diperbolehkan, tetapi tidak boleh mengikat.
Siswa tidak diwajibkan mengenakan jas, kebaya, atau pakaian formal lainnya saat kelulusan.
Sekolah didorong untuk mengadakan acara kelulusan yang sederhana, hangat, dan bermakna, baik per kelas maupun per angkatan.
Kebijakan ini diharapkan dapat memicu munculnya ide-ide kreatif dan inovatif dalam merayakan kelulusan. Bayangkan saja, acara kelulusan yang penuh kebersamaan, menampilkan bakat-bakat siswa, atau bahkan kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Kami yakin bahwa kelulusan yang berkesan tidak harus mahal. Yang terpenting adalah kehangatan, kebersamaan, dan makna dari momen tersebut,” tutur Aries Agung Paewai.
Dengan kebijakan ini, diharapkan momen kelulusan akan menjadi kenangan indah yang dapat dinikmati oleh semua siswa dan orang tua, tanpa terbebani oleh masalah biaya. Mari kita sambut kelulusan dengan semangat baru. (an)
