Daerah

JLU Lamongan Siap Diresmikan, Hadiah Kemerdekaan Yang Membebaskan Warga Dari Belenggu Kemacetan

orbitnasional333
697
×

JLU Lamongan Siap Diresmikan, Hadiah Kemerdekaan Yang Membebaskan Warga Dari Belenggu Kemacetan

Sebarkan artikel ini
Img 20250811 wa0026

LAMONGAN – Setiap tahun, cerita lama seolah tak pernah berubah. Suara klakson bersahutan, deretan kendaraan mengular.

dan peluh para pengemudi yang tak kunjung sampai ke tujuan itulah potret kemacetan yang selalu menyelimuti jantung Kota Lamongan, terutama saat musim mudik tiba. Namun tahun ini, sejarah akan mencatat babak baru.

Tepat pada 17 Agustus 2025, bersamaan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, masyarakat Lamongan akan menyambut “kemerdekaan” dalam makna yang lebih nyata terbebas dari jerat kemacetan panjang di jalur nasional Surabaya–Babat.

Jalur Lingkar Utara (JLU) Lamongan siap dibuka dan menjadi solusi permanen atas masalah yang selama ini membelit.

JLU bukan sekadar proyek infrastruktur, Jalan alternatif sepanjang 7,15 kilometer ini menjadi simbol harapan dan kemajuan. Membentang dari Desa Rejosari, Kecamatan Deket hingga Desa Plosowahyu, Kecamatan Lamongan.

JLU dibangun untuk menghindari dua titik rawan kemacetan yang selama ini menghantui: perlintasan kereta di Jalan Jaksa Agung Suprapto dan Jalan Panglima Sudirman.

Dua titik itu selama ini menjadi “lubang hitam” lalu lintas. Perlintasan serong, kontur jalan rusak.

dan antrean kereta api membuat kendaraan terutama truk besar dan pemudik bermotor terpaksa mengurangi kecepatan, bahkan tak jarang terjadi kecelakaan saat hujan.

Dengan hadirnya JLU yang tidak melintasi rel kereta api, waktu tempuh akan dipangkas drastis, dan keamanan pengendara meningkat tajam.

Pembangunan JLU bukanlah hal instan, Ia melewati beberapa kepemimpinan Bupati Lamongan.

dan proses pembebasan lahan menjadi salah satu tantangan tersendiri Namun, sejak 2021di bawah komando Bupati Yuhronur Efendi yang akrab disapa Pak Yes proyek ini mulai memperlihatkan wujudnya.

Dibagi dalam dua seksi, pembangunan berlangsung selama empat tahun:

1. Seksi I (2021–2022) sepanjang 3,2 kilometer

2. Seksi II (2023–2025) sepanjang 3,95 kilometer

Total anggaran yang digelontorkan pun tak sedikit: sekitar Rp 249 miliar, berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian PUPR dan APBD Provinsi Jawa Timur.

Kini, semua konstruksi utama telah rampung. Tinggal sentuhan akhir pemasangan rambu lalu lintas, lampu penerangan jalan, dan alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) yang ditarget tuntas sebelum hari peresmian.

“Insya Allah, JLU akan dibuka pada 17 Agustus ini. Semoga ini memberi kenyamanan dan rasa aman bagi semua pengguna jalan,” ujar Bupati Yuhronur Efendi dengan penuh harap.

Tak hanya warga lokal yang akan merasakan manfaatnya. JLU diharapkan juga akan mengurangi beban lalu lintas nasional yang menghubungkan Surabaya dengan wilayah barat Jawa Timur.

sekaligus menjadi tulang punggung ekonomi baru bagi kawasan sekitar.

Seiring dengan dikibarkannya Sang Saka Merah Putih di langit Lamongan pada 17 Agustus nanti.

akan ada kemerdekaan lain yang turut dirayakan: kemerdekaan dari derita macet yang selama ini membelenggu.

JLU bukan sekadar jalan baru. Ia adalah simbol perubahan. Simbol bahwa dengan niat baik, kerja keras, dan keberanian mengambil keputusan, sebuah kota bisa melangkah menuju masa depan yang lebih tertib, nyaman, dan membanggakan.(ded)