Daerah

Peringatan Tahun Baru Islam di Lamongan Digelar Sederhana, Tetap Khidmat dan Penuh Makna

orbitnasional333
524
×

Peringatan Tahun Baru Islam di Lamongan Digelar Sederhana, Tetap Khidmat dan Penuh Makna

Sebarkan artikel ini
Img 20250627 wa0056

LAMONGAN – Suasana berbeda terasa di jantung kota Lamongan, Kamis (26/6/2025) petang.

Tidak ada gemerlap panggung hiburan, tidak pula iring-iringan pawai obor yang biasanya membelah keramaian kota.

Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah kali ini diperingati dengan cara yang sederhana, namun tak kehilangan makna spiritual dan kekhidmatan.

Alun-alun Lamongan yang biasanya penuh dengan antusiasme warga, malam itu tampak lebih tenang. Di tengah lapangan, deretan kursi diisi para pejabat OPD dan unsur Forkopimda yang hadir untuk menyambut tahun baru Hijriah dengan kegiatan religius.

Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi atau yang akrab disapa Kaji Yes, dalam sambutannya menyampaikan bahwa penyederhanaan perayaan kali ini disebabkan oleh libur sekolah dan pondok pesantren, yang membuat banyak pelajar dan santri tidak berada di kota.

“Pawai obor memang tidak kami adakan di pusat kota, namun tetap berlangsung serentak dan meriah di desa, kelurahan, dan kecamatan. Kita tetap ingin menjaga semangat kebersamaan dan syiar Islam,” ungkap Kaji Yes dengan penuh harap.

Meski tanpa kemeriahan khas perayaan tahunan, Pemkab Lamongan tetap menghadirkan kegiatan yang sarat nilai religius.

Rangkaian acara dimulai sejak siang hari dengan khotmil Quran di Pendopo Lokatantra, disusul pemberian santunan kepada anak yatim, penampilan musik religi,

dan puncaknya adalah doa bersama menjelang pergantian tahun Hijriah, yang dipandu oleh Pengasuh Ponpes Sunan Drajat, KH Abdul Ghofur.

Ketua panitia dari Kementerian Agama Lamongan, Choirul Anam, menekankan bahwa peringatan 1 Muharram bukan sekadar seremoni, tapi momentum spiritual untuk merenung dan berhijrah.

“Hijrah Rasulullah menjadi inspirasi untuk kita semua—berpindah dari yang baik menjadi lebih baik. Kami ingin semangat ini hadir dalam diri masyarakat dan pemerintah daerah,” katanya.

Sirine penanda masuknya tahun baru pun dibunyikan, mengiringi lantunan doa-doa yang memenuhi angkasa malam Lamongan.

Tanpa sorotan lampu panggung, justru keheningan itulah yang membawa ketenangan dan refleksi mendalam tentang perjalanan hidup dan harapan baru di tahun 1447 Hijriah.(Ded)