LAMONGAN— Sebuah insiden tak terduga mengguncang ketenangan SMAN 2 Lamongan (SMADA), saat belasan siswa mengalami gejala diduga akibat keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang disediakan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jetis.
Meski hanya sebagian kecil dari total 3.560 porsi yang disajikan pada hari itu, kasus ini menjadi perhatian serius bagi pengelola program, Jum’at (19/9/2025)
Tak tinggal diam, pengelola dapur SPPG Jetis langsung melakukan langkah cepat sterilisasi menyeluruh terhadap area dapur serta pengiriman sampel makanan ke laboratorium untuk investigasi mendalam.
“Kami tidak ingin berspekulasi. Yang kami lakukan adalah memastikan dapur kembali steril, dan seluruh proses pendistribusian ditinjau ulang,” tegas Frangky Irawan, pengelola dapur SPPG Jetis.
Menurut Frangky, kemungkinan besar keracunan tidak bersumber dari makanan MBG, mengingat hanya 12 dari 1.200 siswa penerima yang terdampak. Meski demikian.
ia tetap membuka kemungkinan adanya kesalahan dan menyatakan siap dievaluasi.
“Kalau memang ada kekeliruan di pihak kami, kami tidak lari dari tanggung jawab. Evaluasi pasti dilakukan,” ujarnya bijak.
Langkah taktis lainnya juga dilakukan: surat resmi telah dikirimkan ke pihak pusat untuk menghentikan sementara kegiatan dapur hingga hasil laboratorium keluar.
Agustina Nurul Hardian, Kepala SPPG Kabupaten Lamongan, menekankan pentingnya menunggu hasil uji laboratorium sebelum mengambil kesimpulan.
Ia menegaskan bahwa program MBG di Lamongan dijalankan dengan standar yang sangat ketat dan pengawasan dari para ahli gizi.
“Setiap menu yang dimasak tidak sembarangan. Komposisinya dikonsultasikan terlebih dahulu untuk memastikan kebutuhan gizi anak-anak terpenuhi,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa SPPG tidak bekerja secara individual. Ada sistem koordinasi antar kecamatan hingga tingkat kabupaten untuk menjaga konsistensi dan kualitas.
Oleh karena itu, evaluasi menyeluruh kini tengah dilakukan agar insiden serupa tidak terulang kembali.
Program MBG bukan sekadar makanan gratis ia adalah bagian dari ikhtiar besar menciptakan generasi sehat dan cerdas.
Maka ketika insiden seperti ini terjadi, bukan hanya dapur yang harus bersih kembali, tapi juga kepercayaan publik yang harus dipulihkan.
Semua pihak kini menanti hasil laboratorium dengan harapan besar: bahwa ini hanyalah insiden kecil dalam perjalanan panjang program yang mulia.
Dan jika memang ada celah dalam sistem, ini menjadi alarm untuk memperkuat kontrol kualitas dan distribusi.
Sementara itu, SPPG Jetis dan seluruh jaringannya terus bergerak. Bukan untuk menyalahkan, tapi untuk memperbaiki. Karena di balik setiap sajian MBG, ada harapan dan harapan itu harus terus hidup. (Ded)
Sterilisasi Dapur SPPG Jetis Upaya Cegah Insiden Usai Dugaan Keracunan MBG Di SMADA Lamongan
